Tabloid PULSA

Dokumentasi 1 PIK-Remaja

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Dokumentasi 2 Pik-Remaja

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Dokumen PIK Remaja Panutanjaya

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Dokumen PIK Remaja Panutanjaya

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Dokumen PIK Remaja Panutanjaya

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 13 Juli 2013

Kegiatan Sunnatan Massal








Safari Camp With Sinatria















Kegiatan Pelatihan UKS




Rapat Kami




Rabu, 05 Juni 2013

Keterampilan Hidup (Life Skill)

Keterampilan Hidup
(Life Skill)

Keterampilan hidup adalah berbagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat berperilaku positif dan beradaptasi dengan lingkungan memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efektif (DEPDIKNAS, 2002).

I.    Jenis-jenis Keterampilan Hidup
A.    Keterampilan Fisik
Adalah keterampilan seseorang yang ditunjukkan secara fisik, seperti melihat, bersuara, mencium, merasa, menyentuh, dan bergerak.
1.    Keterampilan Fisik
Ditandai dengan seorang remaja untuk memilih makanan, berolahraga dan beristirahat secara seimbang.

2.    Keterampilan memahami tubuh dan merespon kebutuhan tubuh sendiri
Makna sehat yang hakiki adalah memahami kondisi dan kemampuan tubuh kita dan menjalankan pola hidup sehat. Komunikasi yang terjalin baik antara kita dengan tubuh kita akan menghasilkan mekanisme tubuh yang baik pula.

3.    Keterampilan mengatur pola makan dan olah raga
Pada dasarnya, sehat dimulai dari apa yang kita makan. Kita perlu mulai berpikir dan berbuat, bagaimana caranya agar dapa membuat makanan yang bukan hanya enak dilidah tapi jugas sehat di badan.

4.    Ketarampilan mengelola tidur
Perbaikan jaringan-jaringan sel yang rusak dalam tubuh umumnya dilakukan dikala istirahat/tidur. Maka apabila kita sering kurang tidur atau tidak memiliki kualitas tidur yang baik, cepat atau lambat akan mengganggu stabilitas daya tahan tubuh kita.

B.    Keterampilan Mental
1.    Keterampilan mempercayai dan menghargai diri.
Percaya diri diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam melakukan evaluasi terhadap dirinya sendiri, serta dapat mengukur suatu perbuatan dari segi baik atau buruknya.

2.    Keterampilan berpikir positif
Berpikir positif adalah sebuah keterampilan untuk dapat melihat sisi positif mengenai suatu hal, peristiwa, kejadian atau pengalaman.

3.    Keterampilan mengelola stress
Mengelola stress bukan sekedar mengurangi stress, tetapi juga mengelola situasi yang menyebabkan stress. Mengelola stress berarti menemukan jenis, cara, dan waktu stress yang tepat sesuai dengan ciri khas individu, prioritas, dan situasi hidupnya untuk mencapai kinerja dan kepuasan maksimal.

4.    Keterampilan mengambil keputusan dan memecahkan masalah
Pengambilan keputusan adalah sebuah keterampilan yang membantu remaja untuk menghapi berbagai keputusan dalam hidup secara konstruktif. Keterampilan ini dapat dipelajari dan dipraktikkan



C.    Keterampilan Emosional
1.    Keterampilan bersikap tegas (asertif)
Asertif adalah sebuah sikap atau perilaku untuk mengekspresikan diri secara tegas kepada pihak lain tanpa menyakiti pihak ataupun merendahkan diri di hadapan pihal lain.

2.    Keterampilan berkomunikasi dengan orang lain (komunikasi interpersonal)
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pikiran dan perasaan melalui bahasa, pembicaraan, pendengaran, gerakan tubuh, atau ungkapan emosi oleh seseorang kepada orang lain disekitarnya.

D.    Keterampilan Spiritual
1.      Keterampilan memahami kehidupan spiritual
Spitualitas adalah unsur kehidupan manusia yang langsung diberkan dan berasal dari Tuhan. Keterampilan memahami spiritualitas adalah kemampuan memahami bahwa semua kegiatan jasmani, pikiran dan emosi manusia yang digerakan atas dasar suara hati nurani dan diarahkan untuk memperoleh keridhoan Tuhan Penciptanya.

2.      Keterampilan Menyadari Kehidupan Spiritual
Kemampuan spiritual itu akan terlihat pada perkembangan kesadaran dan pemahaman manusia terhadap diri, orang lain, dan alam, yang berujung pada peningkatan kesadaran dan pemahaman akan kebesaran Penciptanya. Artinya, Spiritualitas muncul pada konteks hubungan manusia dengan dirinya, orang lain, alam dan Penciptanya.

E.    Keterampilan Kejuruan (Vocational Skills)
Keterampilan kejuruan adalah kemampuan atau keterampilan khusus yang dimiliki oleh remaja dan mahasiswa dalam bidang non akademik, yakni berupa kemampuan remaja dan mahasiswa dalam berwirausaha sesuai dengan bakat, minat dan hobinya untuk mendapatkan penghasilan, sehingga remaja dan mahasiswa bisa hidup dengan bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negaranya.
Tujuan keterampilan kejuruan (vocational skills) adalah agar remaja dan mahasiswa mampu mengembangkan potensi dirinya, bakat dan hobinya sehingga dapat mendatangkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

F.     Keterampilan Menghadapi Kesulitan
Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak akan pernal lepas dari hambatan, masalah, dan tantangan. Kita melihat ada orang-orang yang bisa mengatasi dan meninggalkan kesulitan masa lalunya ada juga yang menyerah dan menyalahkan masa lalunya.
1.      Tipe Keterampilan Menghadapi Kesulitan
Kemampuan orang dalam menghadapi hambatan, masalah, dan tantangan dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
a.      Tipe cepat menyerah (Quitters)
b.      Tipe cepat istiraha (Campers)
c.       Tipe terus mendaki (Climbers)

2.      Dimensi Keterampilan Menghadapi Kesulitan
Keterampilan menghadapi kesulitan terdiri dari 4 dimensi yang masing-masing merupakan bagian dari sikap seseorang dalam menghadapi kesulitan.
a.      C = Control (kendali)
b.      O2 = Origin dan Ownership (sebab masalah dan pengakuan)
c.       R = Reach (jangkauan)
d.      D. E = Endurance (daya tahan)
3.      Memperbaiki Keterampilan menghadapi kesulitan dan tantangan
Keterampilan menghadapi kesulitan dan tantangan bukanlah hal yang permanen atau menetap, dimensi-dimensi yang mempengaruhi sikap seseorang dalam menghadapi masalah dapat diperbaiki dan ditingkatkan melalui keterampilan LEAD dan Stoppers.


Keterampilan Hidup
(Life Skill)
·       Bersikap Positif
·       Berkarya Kreatif

·       Bekerja Produktif

NAPZA

Napza
 adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika, Psikotropika, dan Bahan-bahan berbahaya lainnya). NAPZA adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik secara oral (melalui mulut), dihirup (melalui hidung) dan disuntik.

I.           Jenis-jenis NAPZA
A.      Narkotika
Narkotika adalah zat-zat alamiah maupun buatan (sintentik) dan bahan candu / kokain atau turunannya dan padanannya digunakan secara medis atau disalahgunakan, yang mempunyai efek psikoaktif.

B.      Alkohol
Alkohol adalah zat aktif dalam berbagai minuman keras, mengandung etanol yang berfungsi menekan syaraf pusat.

C.      Psikotropika
Psikotropika adalah zat-zat dalam berbagai bentuk pil dan obat yang mempengaruhi kesadaran karena sasaran obat tersebut adalah pusat-pusat tertentu di sistem syaraf pusat (otak, dan sumsum tulang belakang).

D.      Zat Adiktif
Zat adiktif lainnya yaitu zat-zat yang mengakibatkan ketergantungan seperti zat-zat solvent termasuk inhalansia (aseton, thinner cat, lem) zat-zat tersebut sangat berbahaya karena bisa mematikan sel-sel otak. Zat adiktif juga termasuk nikotin (tembakau) dan kafein (kopi).

II.         Penyalahgunaan NAPZA
Penyalahgunaan NAPZA adalah pemakai NAPZA yang bukan untuk tujuan pengobatan atau yang digunakan tanpa mengikuti aturan atau pengawasan dokter. Digunakan secara berkali-kali latau terus menerus. Seringkali menyebabkan ketagihan atau ketergantungan baik secara fisik/jasmani, mental dan emosional.
A.      Tahap pengguna
Karena bermula dari rasa ingin tahu, senang-senang/hura-hura. Seringkali pada awalnya pemakai berfikiran bahwa kalau hanya mencoba-coba saja tidak mungkin bisa jadi kecanduan/ketagihan. Dalam hal ini pemakaian biasanya pemakai narkoba dapat dibedakan dalam :
1.      Pemakai coba-coba
2.      Pemakai sosial/rekreasi
3.      Pemakai Situasional
4.      Pemakai Ketergantungan

B.      Gejala Ketergantungan penggunaan NAPZA
1.      Keinginan kuat (kompulsif) untuk memakai napza berulangkali.
2.      Kesulitan mengendalikan penggunaan napza, baik dalam usaha menghentikan maupun mengurangi tingkat pemakainya.
3.      Terjadi gejala putus zat jika pemakainya dihentikan atau jumlah pemakainya dikurang.
4.      Toleransi jumlah napza yang diperlukan semakin besar, agar diperoleh pengaruh yang sama terhadap tubuh.
5.      Mengabaikan alternatif kesenangan lain dan meningkatnya waktu yang digunakan untuk memperoleh napza.
6.      Terus memakai meskipun disadari akibat yang merugikan.
7.      Menyangkal artinya tidak mengaku adanya masalah, padahal ditemukan narkoba, alat pemakaian dan gejala menggunakan napza.

C.      Faktor Penyebab
Faktor penyebab remaja rentan terhadapa penyalahgunaan NAPZA dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
1.      Faktor internal
Faktor internal dapat dipengaruhi oleh kepribadian dan kondisi kejiwaan yang labil pada seseorang.
2.      Faktor Eksternal
Faktor eksternal sangnat dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan disekitarnya.

D.      Dampak penyalahgunaan NAPZA
1.      Fisik
Dampak penyalahgunanan NAPZA bagi tubuh manusia tergantung pada jenis dosis, frekuensi dan cara penggunaan NAPZA. Penyalahgunaan NAPZA akan mengakibatkan komplikasi pada seluruh organ tubuh atau bahankan kematian, yaitu :
a.      Gangguan pada sistem syaraf (neurologis) seperti kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi.
b.      Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti infeksi akut otot jantung, gangguan pendarahan.
c.       Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti pemanahan bekas suntikan, alergi.
d.      Gangguan pada paru-paru seperti : penekanan fungsi pernapasa, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru, pengumpulan benda asing yang dihirup.
e.      Gangguan pada darah pembentukan sel dasarh terganggu.
f.        Gangguan pencernaan (gastrointestinal) : mencret, radang lambung dan kelenjar ludah perut, hepatitis, perlemakan hati, pengerasan dan pengecilan hati.
g.  Gangguan sistem reproduksi seperti gangguan fungsi seksual (mandul, impotensi), menstruasi yang tidak teratur dan cacat pada janin.
h.      Gangguan pada otot dan tulang seperti peradangan otot akut dan penurunan fungsi otot (akibat alkohol).
i.         Terinfeksi virus Hepatitis B, serta HIV akibat pemakaian jarum suntik berganti-gantian.
2.      Psikologis
Dampak secara psikologis atau kejiwaan yang sering dialami oleh pengguna mnapza antara lain paranoid, gelisah, hiperaktif, curiga, agresif, emosional, introvert, anoreksia, dan insomnia.
3.      Sosial Ekonomi
Dampah secara sosial ekonomi bagi pengguna NAPZA antara lain :
a.      Keluarga
Suasana nyaman dan tentram terganggu, keluarga resah dan malu karena mbarang berharga sering hilang, anak menjadi sering berbohong, mencuri, menipu, bersikap kasar dan acuh tak acuh terhadap urusan keluarga.
b.      Sekolah
Napza merusak disiplin dan motivasi dalam proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini tersebut ditunjukkan dengan penurunan prestasi belajar, lebih banyak membolos dan menciptakan iklim acuh tak acuh dilingkungannya.
c.       Tempat Tinggal dan Masyarakat
Lingkungan tempat tinggal atau masyarakat yang rawan terhadap penyalahgunaan napza dan tidak memiliki daya tahan, akibatnya akan mengganggu ketertiban dan keamanan lingkungannya. 

Sabtu, 01 Juni 2013

Tanamkan 8 Fungsi Keluarga

Tanamkan 8 Fungsi Keluarga
Memasuki kehidupan berkeluarga tentunya memerlukan persiapan yang matang dari setiap pasangan dalam membangun keluarga yang harmonis dengan melaksanakan 8 fungsi keluarga. Dalam setiap fungsi keluarga terdapat nilai-nilai moral yang harus diterapkan dalam keluarga diantaranya : 
1. Fungsi Agama 
Agama adalah kebutuhan dasar setiap manusia yang ada sejak dalam kandungan. Keluarga adalah tempat pertama seorang anak mengenal agama, keluarga juga menanamkan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai agama, sehingga anak menjadi manusia yang berakhlak baik dan bertaqwa. 
dalam fungsi agama terdapat 12 nilai dasar diantaranya : 
a. Iman, yaitu mempercayai akan adanya Allah SWT, Tuhan YME, mengamalkan segala ajaranNya. 
b. Taqwa, mengamalkan segala sesuatu yang diperintahkan dan menghindari segala yang dilarang Allah SWT. 
c. Kejujuran, menyampaikan apa adanya. 
d. Tenggang rasa, ditandai dengan adanya kesadaran bahwa setiap orang berbeda dalam sifat dan karakternya. 
e. Rajin, menyediakan waktu dan tenaga dengan berusaha untuk mendapatkan hasil yang terbaik. 
f. Kesalehan, maksudnya adalah memiliki nilai moral yang tinggi dengan melakukan sesuatu yang benar secara konsisten. 
g. Ketaatan, melaksanakan apa yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya dengan segera dan senang hati. 
h. Suka membantu, memiliki kebiasaan menolong dan membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan. 
i. Disiplin, menepati waktu, mematuhi aturan yang telah disepakati. 
j. Sopan santun, berperilaku sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai agama. 
k. Sabar dan ikhlas, menahan diri dalam menginginkan sesuatu serta dalam menghadapi suatu kesulitan. 
l. Kasih sayang, ungkapan perasaan dengan penuh perhatian, kesadaran dan kecintaan terhadap seseorang. 

2. Fungsi Sosial Budaya 
Keluarga sebagai bagian dari masyarakat diharapkan mampu mempertahankan dan mengembangkan sosial budaya setempat. Dalam fungsi sosial budaya terdapat 7 (tujuh) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga diantaranya : 
a. Gotong Rotong : melakukan pekerjaan secara bersama-sama yang didasari oleh sukarela dan kekeluargaan. 
b. Sopan Santun : perilaku seseorang yang sesuai dengan norma-norma sosial budaya setempat. 
c. Kerukunan : hidup berdampingan dalam keberagaman secara damai dan harmonis. 
d. Peduli : mendalami perasaan dan pengalaman orang lain. 
e. Kebersamaan : adanya perasaan bersatu sependapat dan sekepentingan. 

3. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang 
Mendapatkan Cinta kasih adalah hak anak dan kewajiban orang tua untuk memenuhinya. Dengan kasih sayang orang tuanya anak belajar bukan hanya menyayangi tetapi juga belajar menghargai orang lain. Dalam fungsi cinta dan kasih sayang terdapat 8 (delapan) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga diantaranya adalah : 
a. Empati : adalah memahami dan mengerti akan perasaan orang lain. 
b. Akrab : hubungan yang ditandai oleh rasa kebersamaan dan kedekatan perasaan. 
c. Adil : memperilakukan orang lain dengan sikap tidak memihak. 
d. Pemaaf : dapat menerima kesalahan orang lain tanpa perasaan dendam. 
e. Setia : maksudnya adalah setia terhadap kesepakatan. 
f. Suka menolong : ditandai dengan tindakan suka menolong dan suka membantu orang lain. 
g. Pengorbanan : kerelaan memberikan sebagian haknya untuk membantu orang lain. 
h. Tanggung Jawab : mengetahui serta melakukan apa yang menjadi tugasnya. 

4. Fungsi Perlindungan 
Keluarga mempunyai fungsi sebagai tempat berlindung bagi anggota keluarganya. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa keluarga harus memberikan rasa aman, tenang dan tentram bagi anggota keluarganya. Dalam fungsi perlingungan terdapat 5 (lima) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga diantaranya : 
a. Aman : dimaksudkan suatu perasaan yang terbebas dari ketakutan dan kekhawatiran. 
b. Pemaaf : memberitahukan atau menunjukkan kesalahan seseorang dan memberi kesempatan untuk memperbaikinya. 
c. Tanggap : maksudnya mengetahui dan menyadari sesuatu yang akan membahayakan/mengkhawatirkan. 
d. Tabah : mampu menahan diri ketika menghadapi situasi yang tidak diharapkan. 
e. Peduli : suatu upaya untuk memelihara, melindungi lingkungan dan kerusakan. 

5. Fungsi Reproduksi 
Salah satu tujuan dari perkawinan adalah memperoleh keturunan sebagai pengembangan dan tuntutan fitrah manusia. Dalam hal ini keturunan diperoleh dengan bereproduksi oleh pasangan suami istri yang sah. Pada umumnya berbagai data menunjukkan bahwa penerapan pemenuhan hak reproduksi bagi remaja belum sepenuhnya mereka dapatkan, antara laini dalam hak pemberian informasi mengenai pentingnya fungsi reproduksi bagi remaja. 
Untuk mengatasi hal tersebut diatas perlu adanya penanaman 3 nilai dasar yang harus dipahami dalam fungsi reproduksi diantaranya : 
a. Tanggung Jawab : mengetahui apa yang menjadi tugasnya. 
b. Sehat : secara fisik fungsi dan sistem reproduksi rohani emosional orang yang sehat dalam fungsi reproduksi dicirikan dengan kemampuan seseorang menjaga kebersihan dan kesehatan reproduksinya. 
c. Teguh : kemampuan seseorang mampu menjaga kesucian organ reproduksinya sebelum menikah. 

6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan 
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial artinya manusia dalam kehidupannya saling membutuhkan bantuan satu sama lain, hadup secara berkelompok dan bermasyarakat. Dalam fungsi sosialisasi dan pendidikan terdapat 7 nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga, diantaranya : 
a. Percaya Diri  : Kebebasan berbuat secara mandiri dengan mempertimbangkan serta memutuskan sendiri tanpa bergantung pada orang lain. 
b. Luwes : mudah menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi misalnya dengan mudah menerima pendapat orang lain serta dapat bergaul dengan siapa saja. 
c. Bangga : perasaan senang yang dimiliki. ketika selesai melaksanakan tugas/pekerjaan yang menantang atau berhasil meraih sesuatu yang diinginkan. 
d. Rajin : Menyediakan waktu dan tenaga untuk menyelesaikan tugasnya dengan berusaha untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Orang rajin dicirikan dengan selalu menyediakan waktu tanpa mengenal menyerah serta mempunyai cita-cita. 
e. Kreatif : mendapatkan banyak cara untuk melakukan sesuatu. Orang kreatif dapat dicirikan dengan selalu banyak ide/gagasan dalam melakukan sesuatu tidak pernah berhenti.
f. Kerjasama : melakukan sesuatu pekerjaan secara bersama-sama. Kerjasama dapat dicirikan dengan kemampuan seseorang untuk saling menolong suka kerja kelompok, setia kawan dan ada pembagian tugas dengan orang lain.

7. Fungsi Ekonomi
Ilmu ekonomi merupakan cabang sosial yang mempelajari berbagai perilaku-perilaku ekonomi terhadap keputusan-keputusan ekonomi yang dibuat. Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bahasan yaitu :
a. Ilmu Ekonomi Makro
b. Ilmu Ekonomi Mikro

8. Fungsi Lingkungan