Sabtu, 13 Juli 2013
Rabu, 05 Juni 2013
Keterampilan Hidup (Life Skill)
17.30
No comments
Keterampilan Hidup
(Life Skill)
Keterampilan hidup adalah berbagai keterampilan
atau kemampuan untuk dapat berperilaku positif dan beradaptasi dengan
lingkungan memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan
tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efektif (DEPDIKNAS, 2002).
I. Jenis-jenis
Keterampilan Hidup
A. Keterampilan
Fisik
Adalah keterampilan seseorang
yang ditunjukkan secara fisik, seperti melihat, bersuara, mencium, merasa,
menyentuh, dan bergerak.
1. Keterampilan
Fisik
Ditandai dengan seorang remaja untuk memilih makanan,
berolahraga dan beristirahat secara seimbang.
2. Keterampilan
memahami tubuh dan merespon kebutuhan tubuh sendiri
Makna sehat yang hakiki adalah memahami kondisi dan kemampuan tubuh
kita dan menjalankan pola hidup sehat. Komunikasi yang terjalin baik antara
kita dengan tubuh kita akan menghasilkan mekanisme tubuh yang baik pula.
3. Keterampilan
mengatur pola makan dan olah raga
Pada dasarnya, sehat dimulai dari apa yang kita makan. Kita
perlu mulai berpikir dan berbuat, bagaimana caranya agar dapa membuat makanan
yang bukan hanya enak dilidah tapi jugas sehat di badan.
4. Ketarampilan
mengelola tidur
Perbaikan jaringan-jaringan sel yang rusak dalam tubuh umumnya
dilakukan dikala istirahat/tidur. Maka apabila kita sering kurang tidur atau
tidak memiliki kualitas tidur yang baik, cepat atau lambat akan mengganggu stabilitas
daya tahan tubuh kita.
B. Keterampilan
Mental
1. Keterampilan
mempercayai dan menghargai diri.
Percaya diri diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
melakukan evaluasi terhadap dirinya sendiri, serta dapat mengukur suatu
perbuatan dari segi baik atau buruknya.
2. Keterampilan
berpikir positif
Berpikir positif adalah sebuah keterampilan untuk dapat melihat
sisi positif mengenai suatu hal, peristiwa, kejadian atau pengalaman.
3. Keterampilan
mengelola stress
Mengelola stress bukan sekedar mengurangi stress, tetapi juga
mengelola situasi yang menyebabkan stress. Mengelola stress berarti menemukan
jenis, cara, dan waktu stress yang tepat sesuai dengan ciri khas individu,
prioritas, dan situasi hidupnya untuk mencapai kinerja dan kepuasan maksimal.
4. Keterampilan
mengambil keputusan dan memecahkan masalah
Pengambilan keputusan adalah sebuah keterampilan yang membantu
remaja untuk menghapi berbagai keputusan dalam hidup secara konstruktif. Keterampilan
ini dapat dipelajari dan dipraktikkan
C. Keterampilan
Emosional
1. Keterampilan
bersikap tegas (asertif)
Asertif adalah sebuah sikap atau perilaku untuk mengekspresikan diri
secara tegas kepada pihak lain tanpa menyakiti pihak ataupun merendahkan diri
di hadapan pihal lain.
2. Keterampilan
berkomunikasi dengan orang lain (komunikasi interpersonal)
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pikiran dan perasaan
melalui bahasa, pembicaraan, pendengaran, gerakan tubuh, atau ungkapan emosi
oleh seseorang kepada orang lain disekitarnya.
D. Keterampilan
Spiritual
1. Keterampilan
memahami kehidupan spiritual
Spitualitas adalah unsur kehidupan manusia yang langsung
diberkan dan berasal dari Tuhan. Keterampilan memahami spiritualitas adalah
kemampuan memahami bahwa semua kegiatan jasmani, pikiran dan emosi manusia yang
digerakan atas dasar suara hati nurani dan diarahkan untuk memperoleh keridhoan
Tuhan Penciptanya.
2. Keterampilan
Menyadari Kehidupan Spiritual
Kemampuan spiritual itu akan terlihat pada perkembangan
kesadaran dan pemahaman manusia terhadap diri, orang lain, dan alam, yang
berujung pada peningkatan kesadaran dan pemahaman akan kebesaran Penciptanya.
Artinya, Spiritualitas muncul pada konteks hubungan manusia dengan dirinya,
orang lain, alam dan Penciptanya.
E. Keterampilan
Kejuruan (Vocational Skills)
Keterampilan kejuruan adalah
kemampuan atau keterampilan khusus yang dimiliki oleh remaja dan mahasiswa
dalam bidang non akademik, yakni berupa kemampuan remaja dan mahasiswa dalam
berwirausaha sesuai dengan bakat, minat dan hobinya untuk mendapatkan
penghasilan, sehingga remaja dan mahasiswa bisa hidup dengan bermanfaat bagi
keluarga, masyarakat, bangsa dan negaranya.
Tujuan keterampilan kejuruan
(vocational skills) adalah agar remaja dan mahasiswa mampu mengembangkan
potensi dirinya, bakat dan hobinya sehingga dapat mendatangkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
F. Keterampilan
Menghadapi Kesulitan
Mengubah Hambatan Menjadi
Peluang. Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak akan pernal lepas dari
hambatan, masalah, dan tantangan. Kita melihat ada orang-orang yang bisa
mengatasi dan meninggalkan kesulitan masa lalunya ada juga yang menyerah dan
menyalahkan masa lalunya.
1. Tipe
Keterampilan Menghadapi Kesulitan
Kemampuan orang dalam menghadapi hambatan, masalah, dan
tantangan dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
a. Tipe cepat
menyerah (Quitters)
b. Tipe cepat
istiraha (Campers)
c. Tipe terus
mendaki (Climbers)
2. Dimensi
Keterampilan Menghadapi Kesulitan
Keterampilan menghadapi kesulitan terdiri dari 4 dimensi yang
masing-masing merupakan bagian dari sikap seseorang dalam menghadapi kesulitan.
a. C = Control
(kendali)
b. O2 = Origin dan
Ownership (sebab masalah dan pengakuan)
c. R = Reach
(jangkauan)
d. D. E =
Endurance (daya tahan)
3. Memperbaiki
Keterampilan menghadapi kesulitan dan tantangan
Keterampilan menghadapi kesulitan dan tantangan bukanlah hal
yang permanen atau menetap, dimensi-dimensi yang mempengaruhi sikap seseorang
dalam menghadapi masalah dapat diperbaiki dan ditingkatkan melalui keterampilan
LEAD dan Stoppers.
Keterampilan Hidup
(Life Skill)
· Bersikap Positif
· Berkarya Kreatif
· Bekerja Produktif
NAPZA
17.29
No comments
Napza
|
adalah singkatan dari
Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika,
Psikotropika, dan Bahan-bahan berbahaya lainnya). NAPZA adalah zat-zat kimiawi
yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik secara oral (melalui mulut),
dihirup (melalui hidung) dan disuntik.
I.
Jenis-jenis NAPZA
A. Narkotika
Narkotika adalah zat-zat alamiah maupun buatan (sintentik) dan
bahan candu / kokain atau turunannya dan padanannya digunakan secara medis atau
disalahgunakan, yang mempunyai efek psikoaktif.
B. Alkohol
Alkohol adalah zat aktif dalam berbagai minuman keras,
mengandung etanol yang berfungsi menekan syaraf pusat.
C. Psikotropika
Psikotropika adalah zat-zat dalam berbagai bentuk pil dan obat
yang mempengaruhi kesadaran karena sasaran obat tersebut adalah pusat-pusat
tertentu di sistem syaraf pusat (otak, dan sumsum tulang belakang).
D. Zat Adiktif
Zat adiktif lainnya yaitu zat-zat yang mengakibatkan
ketergantungan seperti zat-zat solvent termasuk inhalansia (aseton, thinner
cat, lem) zat-zat tersebut sangat berbahaya karena bisa mematikan sel-sel otak.
Zat adiktif juga termasuk nikotin (tembakau) dan kafein (kopi).
II.
Penyalahgunaan NAPZA
Penyalahgunaan NAPZA adalah pemakai NAPZA yang bukan untuk
tujuan pengobatan atau yang digunakan tanpa mengikuti aturan atau pengawasan
dokter. Digunakan secara berkali-kali latau terus menerus. Seringkali
menyebabkan ketagihan atau ketergantungan baik secara fisik/jasmani, mental dan
emosional.
A. Tahap pengguna
Karena bermula dari rasa ingin tahu, senang-senang/hura-hura.
Seringkali pada awalnya pemakai berfikiran bahwa kalau hanya mencoba-coba saja
tidak mungkin bisa jadi kecanduan/ketagihan. Dalam hal ini pemakaian biasanya
pemakai narkoba dapat dibedakan dalam :
1. Pemakai
coba-coba
2. Pemakai
sosial/rekreasi
3. Pemakai
Situasional
4. Pemakai
Ketergantungan
B. Gejala
Ketergantungan penggunaan NAPZA
1. Keinginan kuat
(kompulsif) untuk memakai napza berulangkali.
2. Kesulitan
mengendalikan penggunaan napza, baik dalam usaha menghentikan maupun mengurangi
tingkat pemakainya.
3. Terjadi gejala
putus zat jika pemakainya dihentikan atau jumlah pemakainya dikurang.
4. Toleransi
jumlah napza yang diperlukan semakin besar, agar diperoleh pengaruh yang sama
terhadap tubuh.
5. Mengabaikan
alternatif kesenangan lain dan meningkatnya waktu yang digunakan untuk
memperoleh napza.
6. Terus memakai
meskipun disadari akibat yang merugikan.
7. Menyangkal
artinya tidak mengaku adanya masalah, padahal ditemukan narkoba, alat pemakaian
dan gejala menggunakan napza.
C. Faktor Penyebab
Faktor penyebab remaja rentan terhadapa penyalahgunaan NAPZA
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
1. Faktor internal
Faktor internal dapat dipengaruhi oleh kepribadian dan kondisi
kejiwaan yang labil pada seseorang.
2. Faktor
Eksternal
Faktor eksternal sangnat dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan
disekitarnya.
D. Dampak
penyalahgunaan NAPZA
1. Fisik
Dampak penyalahgunanan NAPZA bagi tubuh manusia tergantung pada
jenis dosis, frekuensi dan cara penggunaan NAPZA. Penyalahgunaan NAPZA akan
mengakibatkan komplikasi pada seluruh organ tubuh atau bahankan kematian, yaitu
:
a. Gangguan pada
sistem syaraf (neurologis) seperti kejang-kejang, halusinasi, gangguan
kesadaran, kerusakan syaraf tepi.
b. Gangguan pada
jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti infeksi akut otot jantung,
gangguan pendarahan.
c. Gangguan pada
kulit (dermatologis) seperti pemanahan bekas suntikan, alergi.
d. Gangguan pada
paru-paru seperti : penekanan fungsi pernapasa, kesukaran bernafas, pengerasan
jaringan paru-paru, pengumpulan benda asing yang dihirup.
e. Gangguan pada
darah pembentukan sel dasarh terganggu.
f.
Gangguan pencernaan (gastrointestinal) : mencret,
radang lambung dan kelenjar ludah perut, hepatitis, perlemakan hati, pengerasan
dan pengecilan hati.
g. Gangguan sistem
reproduksi seperti gangguan fungsi seksual (mandul, impotensi), menstruasi yang
tidak teratur dan cacat pada janin.
h. Gangguan pada
otot dan tulang seperti peradangan otot akut dan penurunan fungsi otot (akibat
alkohol).
i.
Terinfeksi virus Hepatitis B, serta HIV akibat
pemakaian jarum suntik berganti-gantian.
2. Psikologis
Dampak secara psikologis atau kejiwaan yang sering dialami oleh
pengguna mnapza antara lain paranoid, gelisah, hiperaktif, curiga, agresif, emosional,
introvert, anoreksia, dan insomnia.
3. Sosial Ekonomi
Dampah secara sosial ekonomi bagi pengguna NAPZA antara lain :
a. Keluarga
Suasana nyaman dan tentram terganggu, keluarga resah dan malu
karena mbarang berharga sering hilang, anak menjadi sering berbohong, mencuri,
menipu, bersikap kasar dan acuh tak acuh terhadap urusan keluarga.
b. Sekolah
Napza merusak disiplin dan motivasi dalam proses belajar
mengajar di sekolah. Hal ini tersebut ditunjukkan dengan penurunan prestasi
belajar, lebih banyak membolos dan menciptakan iklim acuh tak acuh dilingkungannya.
c. Tempat Tinggal
dan Masyarakat
Lingkungan tempat
tinggal atau masyarakat yang rawan terhadap penyalahgunaan napza dan tidak
memiliki daya tahan, akibatnya akan mengganggu ketertiban dan keamanan
lingkungannya. Sabtu, 01 Juni 2013
Tanamkan 8 Fungsi Keluarga
19.07
2 comments
Tanamkan 8 Fungsi Keluarga
Memasuki kehidupan berkeluarga tentunya memerlukan persiapan yang matang dari setiap pasangan dalam membangun keluarga yang harmonis dengan melaksanakan 8 fungsi keluarga. Dalam setiap fungsi keluarga terdapat nilai-nilai moral yang harus diterapkan dalam keluarga diantaranya :
1. Fungsi Agama
Agama adalah kebutuhan dasar setiap manusia yang ada sejak dalam kandungan. Keluarga adalah tempat pertama seorang anak mengenal agama, keluarga juga menanamkan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai agama, sehingga anak menjadi manusia yang berakhlak baik dan bertaqwa.
dalam fungsi agama terdapat 12 nilai dasar diantaranya :
a. Iman, yaitu mempercayai akan adanya Allah SWT, Tuhan YME, mengamalkan segala ajaranNya.
b. Taqwa, mengamalkan segala sesuatu yang diperintahkan dan menghindari segala yang dilarang Allah SWT.
c. Kejujuran, menyampaikan apa adanya.
d. Tenggang rasa, ditandai dengan adanya kesadaran bahwa setiap orang berbeda dalam sifat dan karakternya.
e. Rajin, menyediakan waktu dan tenaga dengan berusaha untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
f. Kesalehan, maksudnya adalah memiliki nilai moral yang tinggi dengan melakukan sesuatu yang benar secara konsisten.
g. Ketaatan, melaksanakan apa yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya dengan segera dan senang hati.
h. Suka membantu, memiliki kebiasaan menolong dan membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan.
i. Disiplin, menepati waktu, mematuhi aturan yang telah disepakati.
j. Sopan santun, berperilaku sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai agama.
k. Sabar dan ikhlas, menahan diri dalam menginginkan sesuatu serta dalam menghadapi suatu kesulitan.
l. Kasih sayang, ungkapan perasaan dengan penuh perhatian, kesadaran dan kecintaan terhadap seseorang.
2. Fungsi Sosial Budaya
Keluarga sebagai bagian dari masyarakat diharapkan mampu mempertahankan dan mengembangkan sosial budaya setempat. Dalam fungsi sosial budaya terdapat 7 (tujuh) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga diantaranya :
a. Gotong Rotong : melakukan pekerjaan secara bersama-sama yang didasari oleh sukarela dan kekeluargaan.
b. Sopan Santun : perilaku seseorang yang sesuai dengan norma-norma sosial budaya setempat.
c. Kerukunan : hidup berdampingan dalam keberagaman secara damai dan harmonis.
d. Peduli : mendalami perasaan dan pengalaman orang lain.
e. Kebersamaan : adanya perasaan bersatu sependapat dan sekepentingan.
3. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
Mendapatkan Cinta kasih adalah hak anak dan kewajiban orang tua untuk memenuhinya. Dengan kasih sayang orang tuanya anak belajar bukan hanya menyayangi tetapi juga belajar menghargai orang lain. Dalam fungsi cinta dan kasih sayang terdapat 8 (delapan) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga diantaranya adalah :
a. Empati : adalah memahami dan mengerti akan perasaan orang lain.
b. Akrab : hubungan yang ditandai oleh rasa kebersamaan dan kedekatan perasaan.
c. Adil : memperilakukan orang lain dengan sikap tidak memihak.
d. Pemaaf : dapat menerima kesalahan orang lain tanpa perasaan dendam.
e. Setia : maksudnya adalah setia terhadap kesepakatan.
f. Suka menolong : ditandai dengan tindakan suka menolong dan suka membantu orang lain.
g. Pengorbanan : kerelaan memberikan sebagian haknya untuk membantu orang lain.
h. Tanggung Jawab : mengetahui serta melakukan apa yang menjadi tugasnya.
4. Fungsi Perlindungan
Keluarga mempunyai fungsi sebagai tempat berlindung bagi anggota keluarganya. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa keluarga harus memberikan rasa aman, tenang dan tentram bagi anggota keluarganya. Dalam fungsi perlingungan terdapat 5 (lima) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga diantaranya :
a. Aman : dimaksudkan suatu perasaan yang terbebas dari ketakutan dan kekhawatiran.
b. Pemaaf : memberitahukan atau menunjukkan kesalahan seseorang dan memberi kesempatan untuk memperbaikinya.
c. Tanggap : maksudnya mengetahui dan menyadari sesuatu yang akan membahayakan/mengkhawatirkan.
d. Tabah : mampu menahan diri ketika menghadapi situasi yang tidak diharapkan.
e. Peduli : suatu upaya untuk memelihara, melindungi lingkungan dan kerusakan.
5. Fungsi Reproduksi
Salah satu tujuan dari perkawinan adalah memperoleh keturunan sebagai pengembangan dan tuntutan fitrah manusia. Dalam hal ini keturunan diperoleh dengan bereproduksi oleh pasangan suami istri yang sah. Pada umumnya berbagai data menunjukkan bahwa penerapan pemenuhan hak reproduksi bagi remaja belum sepenuhnya mereka dapatkan, antara laini dalam hak pemberian informasi mengenai pentingnya fungsi reproduksi bagi remaja.
Untuk mengatasi hal tersebut diatas perlu adanya penanaman 3 nilai dasar yang harus dipahami dalam fungsi reproduksi diantaranya :
a. Tanggung Jawab : mengetahui apa yang menjadi tugasnya.
b. Sehat : secara fisik fungsi dan sistem reproduksi rohani emosional orang yang sehat dalam fungsi reproduksi dicirikan dengan kemampuan seseorang menjaga kebersihan dan kesehatan reproduksinya.
c. Teguh : kemampuan seseorang mampu menjaga kesucian organ reproduksinya sebelum menikah.
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial artinya manusia dalam kehidupannya saling membutuhkan bantuan satu sama lain, hadup secara berkelompok dan bermasyarakat. Dalam fungsi sosialisasi dan pendidikan terdapat 7 nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga, diantaranya :
a. Percaya Diri : Kebebasan berbuat secara mandiri dengan mempertimbangkan serta memutuskan sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
b. Luwes : mudah menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi misalnya dengan mudah menerima pendapat orang lain serta dapat bergaul dengan siapa saja.
c. Bangga : perasaan senang yang dimiliki. ketika selesai melaksanakan tugas/pekerjaan yang menantang atau berhasil meraih sesuatu yang diinginkan.
d. Rajin : Menyediakan waktu dan tenaga untuk menyelesaikan tugasnya dengan berusaha untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Orang rajin dicirikan dengan selalu menyediakan waktu tanpa mengenal menyerah serta mempunyai cita-cita.
e. Kreatif : mendapatkan banyak cara untuk melakukan sesuatu. Orang kreatif dapat dicirikan dengan selalu banyak ide/gagasan dalam melakukan sesuatu tidak pernah berhenti.
f. Kerjasama : melakukan sesuatu pekerjaan secara bersama-sama. Kerjasama dapat dicirikan dengan kemampuan seseorang untuk saling menolong suka kerja kelompok, setia kawan dan ada pembagian tugas dengan orang lain.
7. Fungsi Ekonomi
Ilmu ekonomi merupakan cabang sosial yang mempelajari berbagai perilaku-perilaku ekonomi terhadap keputusan-keputusan ekonomi yang dibuat. Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bahasan yaitu :
a. Ilmu Ekonomi Makro
b. Ilmu Ekonomi Mikro
8. Fungsi Lingkungan
Langganan:
Postingan (Atom)